Fobia
Rumah Sakit karena Diskriminasi
Oleh: Pasenggo Trifena Alviera
Kelas: X MIPA E
Telah kita ketahui bersama bahwa kesehatan
merupakan prioritas hidup yang paling penting. Dengan tubuh yang sehat, kita
dapat bertahan hidup dan melakukan segala aktivitas kita dengan baik dan lancar.
Namun sebaliknya, ketika tubuh kita sedang tidak berada dalam keadaan yang
cukup sehat, kita akan terhambat untuk melakukan segala aktivitas kita. Oleh
karena itu, tidak ada seorang pun yang mau memiliki tubuh yang tidak sehat,
karena akan menimbulkan kerugian tersendiri. Setiap orang selalu berusaha untuk
menjaga dirinya agar tetap sehat. Namun, kita sebagai manusia pasti tidak akan
luput dari penyakit. Penyakit mungkin tidak menjadi masalah yang besar bagi
kalangan yang mampu, namun, bagaimana dengan mereka yang tidak mampu? Bagi
mereka, penyakit adalah hal yang paling
ditakuti dan dihindari.
Orang yang tidak mampu seakan-akan mengalami
suatu fobia unik. Nosocomephobia,
mungkin itulah yang mereka derita. Nosocomephobia adalah sindrom takut rumah sakit secara berlebihan kerana
berpengalaman sakit. Rakyat miskin seperti seakan-akan menderita fobia ini,
namun dengan alasan yang berbeda. Bukan karena berpengalaman sakit, namun
mereka mengalami fobia ini karena pelayanan di rumah sakit yang hanyalah
membuat mereka kecewa dan sakit hati.
Akhir-akhir
ini kita sering mendengar dan bahkan mungkin kita melihat bahwa pasien kalangan
kurang mampu mendapatkan perlakuan yang tidak adil di rumah-rumah sakit. Sering kali mereka dipandang hanya sebelah
mata. Oleh karena itu, tidak jarang mereka selalu dinomor dua kan dalam hal
pelayanan kesehatan. Bagi mereka,
mendapatkan pelayanan yang baik dan memuaskan adalah hal yang sangat sulit.
Untuk mencapai pelayanan tersebut, mereka harus memenuhi berbagai persyaratan
yang nantinya akan mempersulit mereka sendiri. Sebab itu, tidaklah merupakan
suatu hal yang mengherankan apabila penyebab Indonesia menyandang predikat sebagai
negara ke-5 dengan angka kematian terbesar di Asia adalah karena penolakan
masyarakat miskin di rumah-rumah sakit.
Jamkesmas
memang merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada rakyat miskin. Namun sayangnya hal ini belum dapat terlaksana
dengan baik dan lancar. Buktinya, masih banyak masyarakat miskin dengan Jamkesmas
yang dinomor dua kan dibandingkan dengan mereka, pasien yang memiliki sejumlah
biaya. Selain itu, terkadang pasien dengan Jamkesmas tetap saja dipersulit
dengan proses administrasi yang ada.
Diskriminasi dan ketidakadilan terus terjadi
di Indonesia, termasuk dalam aspek kesehatan. Padahal, kita tahu bahwa
kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua
warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan tersebut, termasuk
masyarakat miskin. Oleh karena itu, pemerintah hendaknya memberikan perhatian
dan penanganan khusus dalam hal ini, sehingga masyarakat miskin tidak lagi
merasa kecewa dengan pelayanan kesehatan yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar