Jumat, 16 Agustus 2013

ESSAY 2


Fobia Rumah Sakit karena Diskriminasi
Oleh: Pasenggo Trifena Alviera
Kelas: X MIPA E

Telah kita ketahui bersama bahwa kesehatan merupakan prioritas hidup yang paling penting. Dengan tubuh yang sehat, kita dapat bertahan hidup dan melakukan segala aktivitas kita dengan baik dan lancar. Namun sebaliknya, ketika tubuh kita sedang tidak berada dalam keadaan yang cukup sehat, kita akan terhambat untuk melakukan segala aktivitas kita. Oleh karena itu, tidak ada seorang pun yang mau memiliki tubuh yang tidak sehat, karena akan menimbulkan kerugian tersendiri. Setiap orang selalu berusaha untuk menjaga dirinya agar tetap sehat. Namun, kita sebagai manusia pasti tidak akan luput dari penyakit. Penyakit mungkin tidak menjadi masalah yang besar bagi kalangan yang mampu, namun, bagaimana dengan mereka yang tidak mampu? Bagi mereka, penyakit  adalah hal yang paling ditakuti dan dihindari.

Orang yang tidak mampu seakan-akan mengalami suatu fobia unik. Nosocomephobia, mungkin itulah yang mereka derita. Nosocomephobia adalah sindrom takut rumah sakit secara berlebihan kerana berpengalaman sakit. Rakyat miskin seperti seakan-akan menderita fobia ini, namun dengan alasan yang berbeda. Bukan karena berpengalaman sakit, namun mereka mengalami fobia ini karena pelayanan di rumah sakit yang hanyalah membuat mereka kecewa dan sakit hati.

Akhir-akhir ini kita sering mendengar dan bahkan mungkin kita melihat bahwa pasien kalangan kurang mampu mendapatkan perlakuan yang tidak adil di rumah-rumah sakit.  Sering kali mereka dipandang hanya sebelah mata. Oleh karena itu, tidak jarang mereka selalu dinomor dua kan dalam hal pelayanan kesehatan.  Bagi mereka, mendapatkan pelayanan yang baik dan memuaskan adalah hal yang sangat sulit. Untuk mencapai pelayanan tersebut, mereka harus memenuhi berbagai persyaratan yang nantinya akan mempersulit mereka sendiri. Sebab itu, tidaklah merupakan suatu hal yang mengherankan apabila penyebab Indonesia menyandang predikat sebagai negara ke-5 dengan angka kematian terbesar di Asia adalah karena penolakan masyarakat miskin di rumah-rumah sakit.

Jamkesmas memang merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada rakyat miskin. Namun sayangnya hal ini belum dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Buktinya, masih banyak masyarakat miskin dengan Jamkesmas yang dinomor dua kan dibandingkan dengan mereka, pasien yang memiliki sejumlah biaya. Selain itu, terkadang pasien dengan Jamkesmas tetap saja dipersulit dengan proses administrasi yang ada.

Diskriminasi dan ketidakadilan terus terjadi di Indonesia, termasuk dalam aspek kesehatan. Padahal, kita tahu bahwa kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan tersebut, termasuk masyarakat miskin. Oleh karena itu, pemerintah hendaknya memberikan perhatian dan penanganan khusus dalam hal ini, sehingga masyarakat miskin tidak lagi merasa kecewa dengan pelayanan kesehatan yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar