Jumat, 16 Agustus 2013

Tugas Artikel Liburan




Mengisi Liburan dengan Membaca, Mengapa Tidak?
Nama: Pasenggo, Trifena Alviera

Kelas : X MIPA E



Hari libur adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh setiap orang. Tidak dapat dipungkiri, mulai dari anak kecil, remaja, bahkan hingga kalangan dewasa pun pasti sangat menanti-nantikan kehadiran hari libur ini. Bahkan, tidak sedikit dari kita menyambut hari libur ini dari jauh-jauh hari sebelumnya. Sebenarnya, mengapa hari libur sangat dinanti-nanti oleh setiap orang?

Setiap mendengar kata libur mungkin yang terlintas di benak kita adalah menghabiskan waktu dengan bersantai-santai di rumah, mengunjungi berbagai objek wisata, dan bahkan tidur di waktu luang. Namun, apakah definisi libur yang sebenarnya?

Menurut KBBI, libur adalah bebas dari bekerja dan masuk sekolah. Hal itu berarti dengan adanya hari libur kita memiliki waktu luang yang cukup banyak. Mengisi waktu luang saat liburan bisa beragam dan berbeda setiap orang. Seperti yang telah diungkapkan di atas, mungkin banyak dari kita yang mengisi waktu luangnya dengan bersantai-santai, tidur, dan mungkin berkumpul dengan teman-teman. Namun, pernah kah kita berpikir untuk mengisi waktu luang kita dengan membaca?

Membaca mungkin bagi sebagian orang adalah kegiatan yang cukup membosankan, apalagi bila dilakukan saat liburan tiba. Namun, bagi kita yang tidak memiliki kegiatan lain di hari libur, mungkin membaca dapat menjadi salah satu alternatif yang baik untuk kita.

Membaca di hari libur tidak harus membaca buku pelajaran, namun bahan bacaan ringan seperti novel, koran, dan artikel pun juga bisa kita baca. Mengisi waktu luang dengan membaca akan membawa banyak hal positif baru bagi kita.  Dengan membaca, kita akan memperoleh wawasan, ilmu, serta pengetahuan baru, sehingga waktu luang kita tidaklah terbuang sia-sia begitu saja. 
      
Oleh karena itu, apa salahnya membaca di waktu libur ini? Ayo, isi waktu luangmu dengan membaca! 

ESSAY 2


Fobia Rumah Sakit karena Diskriminasi
Oleh: Pasenggo Trifena Alviera
Kelas: X MIPA E

Telah kita ketahui bersama bahwa kesehatan merupakan prioritas hidup yang paling penting. Dengan tubuh yang sehat, kita dapat bertahan hidup dan melakukan segala aktivitas kita dengan baik dan lancar. Namun sebaliknya, ketika tubuh kita sedang tidak berada dalam keadaan yang cukup sehat, kita akan terhambat untuk melakukan segala aktivitas kita. Oleh karena itu, tidak ada seorang pun yang mau memiliki tubuh yang tidak sehat, karena akan menimbulkan kerugian tersendiri. Setiap orang selalu berusaha untuk menjaga dirinya agar tetap sehat. Namun, kita sebagai manusia pasti tidak akan luput dari penyakit. Penyakit mungkin tidak menjadi masalah yang besar bagi kalangan yang mampu, namun, bagaimana dengan mereka yang tidak mampu? Bagi mereka, penyakit  adalah hal yang paling ditakuti dan dihindari.

Orang yang tidak mampu seakan-akan mengalami suatu fobia unik. Nosocomephobia, mungkin itulah yang mereka derita. Nosocomephobia adalah sindrom takut rumah sakit secara berlebihan kerana berpengalaman sakit. Rakyat miskin seperti seakan-akan menderita fobia ini, namun dengan alasan yang berbeda. Bukan karena berpengalaman sakit, namun mereka mengalami fobia ini karena pelayanan di rumah sakit yang hanyalah membuat mereka kecewa dan sakit hati.

Akhir-akhir ini kita sering mendengar dan bahkan mungkin kita melihat bahwa pasien kalangan kurang mampu mendapatkan perlakuan yang tidak adil di rumah-rumah sakit.  Sering kali mereka dipandang hanya sebelah mata. Oleh karena itu, tidak jarang mereka selalu dinomor dua kan dalam hal pelayanan kesehatan.  Bagi mereka, mendapatkan pelayanan yang baik dan memuaskan adalah hal yang sangat sulit. Untuk mencapai pelayanan tersebut, mereka harus memenuhi berbagai persyaratan yang nantinya akan mempersulit mereka sendiri. Sebab itu, tidaklah merupakan suatu hal yang mengherankan apabila penyebab Indonesia menyandang predikat sebagai negara ke-5 dengan angka kematian terbesar di Asia adalah karena penolakan masyarakat miskin di rumah-rumah sakit.

Jamkesmas memang merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada rakyat miskin. Namun sayangnya hal ini belum dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Buktinya, masih banyak masyarakat miskin dengan Jamkesmas yang dinomor dua kan dibandingkan dengan mereka, pasien yang memiliki sejumlah biaya. Selain itu, terkadang pasien dengan Jamkesmas tetap saja dipersulit dengan proses administrasi yang ada.

Diskriminasi dan ketidakadilan terus terjadi di Indonesia, termasuk dalam aspek kesehatan. Padahal, kita tahu bahwa kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan tersebut, termasuk masyarakat miskin. Oleh karena itu, pemerintah hendaknya memberikan perhatian dan penanganan khusus dalam hal ini, sehingga masyarakat miskin tidak lagi merasa kecewa dengan pelayanan kesehatan yang ada.

Senin, 12 Agustus 2013

ESSAY 1


Kebersihan di Sekolah, Tanggung Jawab Siapa?
Oleh: Pasenggo, Trifena Alviera
Kelas: X MIPA E 

Sampah tentunya adalah sebuah kata yang tidak asing lagi di telinga kita. Setiap mendengar istilah ini pasti yang terlintas di benak kita adalah setumpuk limbah dan kotoran yang menimbulkan aroma bau busuk yang tidak enak. Tidak dapat dipungkiri bahwa  sampah adalah barang yang selalu kita temui dan kita jumpai kapan pun dan di mana pun kita berada. Sebenarnya, apakah yang dimaksudkan dengan “sampah” itu sendiri? Mungkin beberapa orang akan menjawab pertanyaan ini dengan jawaban yang berbeda-beda. Berdasarkan kamus lingkungan (1994) dinyatakan bahwa sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam  produksi atau pemakaian; barang rusak atau cacat selama manufaktur; atau materi berkelebihan atau buangan. Untuk lebih mudahnya, banyak dari kita merumuskan bahwa sampah adalah bahan yang dibuang, tidak berharga, dan tidak berguna lagi.

Seperti yang kita ketahui, hingga kini sampah masih saja menjadi masalah utama di negara kita, Indonesia. Kebersihan lingkungan di negara kita masih dianggap sepele oleh masyarakat, padahal sebenarnya masalah ini sangat perlu untuk segera dibenahi karena dapat menimbulkan dampak negatif di kemudian hari. Begitu pula yang terjadi di SMAN 10 Samarinda. Kebersihan lingkungan di sekolah ini merupakan hal yang masih perlu dibenahi oleh setiap warga sekolah.

Menurut penulis, kesadaran siswa SMAN 10 Samarinda mengenai kebersihan lingkungan masih perlu ditingkatkan lagi. Hal ini penulis ungkapkan karena penulis masih menjumpai banyak sampah yang berceceran baik itu di koridor sekolah, di laci-laci meja, di lantai kelas, dan lain-lain. Perilaku siswa yang masih belum sadar akan pentingnya kebersihan ini harus segera diperbaiki, jika tidak, ditakutkan akan semakin banyak siswa yang tidak bertanggung jawab atas lingkungannya di kemudian hari.

Dalam usaha untuk mengurangi perilaku buruk siswa dalam mengelola lingkungannya, pihak sekolah dan pemerintah memang telah melakukan berbagai upaya, seperti menyediakan tempat sampah di lingkungan sekolah dan mengimbau peserta didik untuk membuang sampah pada tempatnya. Namun, menurut penulis, tindakan pihak sekolah dan pemerintah di SMAN 10 Samarinda ini masih dapat ditingkatkan lagi. Dalam memaksimalkan upaya tersebut, sekolah dan pemerintah dapat melakukan tindakan yang mendukung, seperti memperbanyak jumlah tempat sampah  yang ada di lingkungan SMAN 10 Samarinda, sehingga siswa dapat menemukan dengan mudah tempat sampah dan tidak lagi menunda-nunda untuk membuang sampah. Selain itu, pihak sekolah dan pemerintah dapat lebih menegaskan peraturan-peraturan sekolah mengenai pengelolaan lingkungan dan sampah, sehingga siswa menjadi lebih sadar akan pentingnya memprioritaskan kebersihan dalam kehidupan bersekolah.

Selain hal-hal yang dicontohkan di atas, masih banyak langkah lain yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kesadaran siswa akan kebersihan lingkungan sekolah. Hal-hal semacam ini sangat perlu dilakukan, sehingga dengan begitu kita telah menekan dampak-dampak negatif yang bisa saja timbul dan mengganggu proses pembelajaran siswa.

Namun, sebenarnya bukan hanya para siswa saja yang perlu meningkatkan kesadarannya akan kebersihan lingkungan sekolah. Jadi, siapa yang bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan sekolah? Meningkatkan kesadaran mengenai pengelolaan lingkungan sekolah dan sampah ini juga merupakan tanggung jawab seluruh warga SMAN 10 Samarinda tanpa terkecuali. Hal ini merupakan tanggung jawab bersama-sama karena hasilnya nanti juga akan berdampak terhadap semua warga sekolah, tidak para siswa saja.

Mengingat kebersihan sebagai hal yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam proses pembelajaran, diperlukan tidak hanya kesadaran siswa terhadap lingkungan, namun juga kesadaran setiap warga sekolah yang ada. Oleh karena itu, akhirnya dapat kita simpulkan bahwa dibutuhkan kerja sama yang baik antar sesama warga sekolah dalam mengelola lingkungan sekolah dan kerja sama ini perlu diterapkan dari sekarang.

Sedikit Tentang Buku



Hai! Apa kabar? Baik? :)

Nah, hari ini mungkin saya tidak akan menulis banyak. Saya tidak akan cerita mengenai pengalaman saya, namun saya hanya akan membagikan pengetahuan saya tentang buku yang baru saya beli di Gramedia beberapa waktu lalu, saat Izin Berlibur.

Buku ini berjudul "Tidur Berbantal Koran: Kisah Inspiratif Seorang Penjual Koran Menjadi Wartawan" karya N.Mursidi.
Menurut saya, buku ini sangat cocok dibaca oleh semua kalangan, apalagi dari kalangan siswa/i seperti kita, karena buku ini menceritakan tentang perjuangan hidup seorang mahasiswa yang sempat bekerja sebagai penjual koran di jalanan hingga ia menjadi seorang wartawan.

Buku ini sangatlah inspiratif. Banyak hal-hal yang tak terduga terjadi pada alur cerita buku ini. 

Saya harap kalian semua bisa membaca buku ini, karena menurut saya buku ini bisa memotivasi dan menyemangati kita dalam berjuang menghadapi berbagai tantangan di tengah keterbatasan fasilitas yang ada:) Dibaca yaa hehe rugi loh kalau nggak :p :) 

Jumat, 02 Agustus 2013

Welcome August

hello people!
how are you? nice? i hope so!
still remember me? or not? well yeah. sorry for the long blank time..i was so busy.
---
well, i've passed all my story in junior high school. 
And now, i'm a student of SMAN 10 Samarinda, which located on Jl.H.A.M.M Rifaddin, in Samarinda of course.
Spend all my days in the dorm.. really, i have so many new valuable experiences here..  I will tell you, but maybe someday..in the other chance. hehehe

What i've to tell you now? hmmm, let's see what i have in here.
hmmm okay, i will tell you a little about my friends. So at the dorm i have so many friends.. we're all from different schools and domains. But never mind, we're still like family in here..

Yesterday, on July 1st, we got our first "IZIN BERLIBUR"! All the students got to their home..and so did I.
We were so happy! really happy! yeaaah it's our 'premiere IB'.kyahahaha B-)

a friend of mine took this photo:
-(look at those faces! joys, laughs, and smiles everywhere!!)-
and my mom took this too:
-Me, Natal, and Dea-

---
Now, i'm in the lovely town, Sangatta.
it's raining outside.. spending all my holiday in front of the laptop, and doing some homeworks..

Hmmm I think that's all for today.. i'm a little bit sleepy actually
hehehe
see you soon. :) happy holiday everyone<3 bless="" days="" god="" p="" the="">