Sabtu, 26 November 2016

Sepenggal Kisah dr. Riny Sari, Dokter Relawan Rumah Sakit Terapung di Papua





 Sumber video: https://www.youtube.com/watch?v=kPQRuP4K4TI 
LENTERA INDONESIA: Riny Sari, Dokter Relawan Rumah Sakit Terapung di Papua
(Caption oleh: Pasenggo Trifena Alviera, PD B / 165070107111052)
 
Kemauan dan semangat yang berapi-api dr. Riny Sari Bachtiar, seorang dokter yang mengabdi di daerah pedalaman Papua, merupakan suatu hal yang sangat menarik dari video ini. Sangat jarang kita temukan seorang dokter seperti yang ada di video ini, yang rela meninggalkan ranah kehidupan nyaman mereka, bahkan dengan sadar memilih sendiri datang ke Desa Babo, Teluk Bintuni, Papua Barat untuk menjadi seorang PTT (Pegawai Tidak Tetap). Menariknya lagi, mereka mengabdi tidak di sebuah rumah sakit berfasilitas lengkap ataupun puskesmas seperti yang kita bayangkan. Ya, mereka mengabdi di atas sebuah kapal apung kecil, sebuah kapal yang tidak hanya selalu terancam bahaya maut, namun juga terbatas ruang dan fasilitasnya. Namun, keterbatasan tersebut justru tidaklah menjadi suatu hambatan yang memadamkan api semangat mereka, bahkan sebaliknya, hal menarik inilah yang membuat mereka semakin ‘menyala’ untuk mengabdi kepada masyarakat. Bersama teman sejawatnya, dr. Riny tidak semata ingin menjadi dokter di daerah terpencil, tetapi juga ingin memberi ‘sesuatu’ yang lebih bagi masyarakat. Dalam video ini, saya melihat beberapa potongan klip menarik, yaitu semangat dan kerendahan hati yang luar biasa, seorang dokter yang menjadi seorang mekanik bahkan tukang masak yang rela memasak di ruang yang sangat seadanya. Pilihan ini mungkin tidak masuk akal bagi kita, karena para dokter tidak lagi berkewajiban menjalani ‘magang’ sebagai PTT, apalagi sampai harus meninggalkan zona nyaman kampung halaman mereka dan memilih Papua. Namun, saya rasa hal inilah yang membuat video ini menjadi menarik.
Sebuah kesan yang begitu menginspirasi saya adalah bahwa menjadi seorang dokter tidak hanya perlu perencanaan saja, melainkan butuh sebuah “realisasi”, yaitu perwujudan yang sesungguhnya. Menjadi dokter tidak hanya cukup dengan menyusun “visi-misi” semata, tidak hanya sekadar mengucapkan sumpah, namun bagaimana kita melaksanakan visi-misi dan sumpah tersebut langsung turun ke masyarakat. Menjadi seorang dokter tidak hanya berbicara soal duduk di balik kursi, memeriksa dan melayani pasien, namun menjadi dokter ialah berbicara perihal bagaimana kita harus aktif, mendatangi pasien, mengenal, dan melayani mereka. Tidak hanya itu, menjadi seorang dokter juga bukanlah sekadar money-oriented, melainkan tentang kerendahan hati membaktikan hidup guna perikemanusiaan.
Pesan saya kepada teman-teman, khususnya sesama mahasiswa kedokteran, mari kita bersama-sama semangat mengarungi mimpi. Indonesia sekarang masih memerlukan banyak sekali dokter Riny-dokter Riny yang lain, yang tidak berorientasi pada perolehan materi, melainkan mengabdikan hidupnya untuk kesehatan masyarakat terpinggirkan. Jangan takut membulatkan tekad untuk membantu sesama, yang kita perlukan hanyalah keberanian untuk mencoba. Belajarlah dengan baik dan sungguh-sungguh mulai sekarang, agar kelak bisa menjadi dokter Riny-dokter Riny yang lain.
Untuk saya pribadi, hal-hal inspiratif yang saya rasakan dari klip video ini adalah bagaimana kita tulus dan ikhlas melakukan itu semua. Bukanlah hal yang mudah untuk meninggalkan zona aman kita, masuk ke zona yang berbahaya, yang terancam maut. Namun, di atas semua itu saya diingatkan bahwa yang dibutuhkan adalah keberanian untuk mencoba dan melangkah.
Selain itu, hal inspiratif yang sangat menginspirasi saya adalah iman mereka. Dari salah satu potongan klip video ini menunjukkan bagaimana di tengah kesibukan dan kelelahan mereka dalam melayani pasien, mereka masih menyempatkan waktu untuk bernyanyi dan beribadah. Hal ini menginspirasi saya, bahwa sesungguhnya selain keberanian dan usaha, satu-satunya hal yang dapat menguatkan kita mengarungi semua keadaan dan situasi itu adalah iman kita sendiri. Dengan iman, kita akan dikuatkan, kita akan merasa bahwa semua hal yang kita lakukan pasti tidak sia-sia.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar